Nazava.com – Kabar mengenai krisis sumber air bersih telah beredar di berbagai belahan dunia, khususnya Indonesia. Ada beberapa penyebab dari krisis ini seperti faktor alam mulai dari sumber air baku bersih yang terbatas, perubahan iklim yang extrem, terjadinya polusi air akibat pencemaran, kepadatan penduduk yang berdampak pada perubahan tata guna lahan, dan berbagai faktor lainnya.
Suatu daerah dapat dikatakan krisis air apabila jumlah air yang tersedia lebih sedikit dari kebutuhannya. Seperti yang kita ketahui bahwa air merupakan kebutuhan penting dalam keberlangsungan hidup. Adapun sumber yang dapat digunakan untuk keperluan air minum, yaitu mata air, air permukaan seperti sungai; danau; dan waduk, air hujan, air tanah seperti sumur gali dan sumur bor.
Sayangnya, sumber – sumber air minum ini rentan mengalami pencemaran sehingga sangat membahayakan bagi kesehatan manusia apalagi jika dikonsumsi untuk air minum sehari -hari.
Berdasarkan ketentuan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) masyarakat dihimbau untuk mengonsumsi air putih sebanyak 2 liter/hari atau setara dengan 8 gelas air untuk orang dewasa. Namun, kita perlu mengerti bahwa air yang dikonsumsi haruslah air minum yang bersih dan berkualitas.
Botol Air Minum Kemasan, Sampah Terbesar Lingkungan
Ketika kita ingin minum air, botol kemasan menjadi hal praktis untuk didapatkan. Tapi, kita sebaiknya memperhatikan kualitas dari air minum itu. Dari segi harga, botol kemasan kemungkinan lebih mahal dibandingkan dengan air minum isi ulang. Memang benar adanya, jika botol air minum kemasan menjadi pertimbangan dari kemudahannya dibawa dan didapatkan. Tapi, jika kita melihat dari segi dampak lingkungan, ternyata botol air minum kemasan merupakan sampah terbesar.
Limbah sampah plastik merupakan pencemaran lingkungan karena sulitnya bahan ini terurai. Selain itu, bahaya lainnya dari sampah plastik ini akan menyebabkan masalah lain seperti penumpukan di sungai kemudian terjadi banjir dan mengganggu ekosistem lainnya. Kita bisa memperhatikan disekitar banyaknya sampah plastik botol air minum kemasan yang ditemukan di pinggir jalan bahkan di sungai atau selokan.
Memang benar adanya, beberapa komunitas atau organisasi yang mulai membuat inovasi daur ulang sampah plastik, tapi fasilitas ini tidak kita serta merta mengurangi sampah yang ada. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya sampah botol air minum kemasan yang terus meningkat. Maka dari itu, kita perlu menyadari untuk melakukan pembatasan penggunaan botol air minum kemasan dan beralih menggunakan botol minum atau tumbler sehingga sampah tidak semakin menumpuk.
Galon isi ulang yang belum terjaminan keamanannya
Sebagian besar masyarakat Indonesia menggunakan air galon isi ulang untuk memenuhi kebutuhan air minum di rumah. Hal ini dikarenakan air galon kemasan lebih hemat dan lebih tahan lama. Walaupun begitu, air galon isi ulang memiliki berbagai kelemahan jika tidak tidak diproses dengan benar baik dari segi rasa hingga hingga kualitas air yang belum terjamin keamanannya. Ada kemungkinan air minum terkontaminasi bakteri,virus, atau bahan kimia berbahaya jika tidak dikelola dengan benar.
Sumber air yang tidak jelas bahkan kemungkinan tercemar merupakan masalah yang berbahaya pada pengguna air galon isi ulang. Pasalnya, sebagian besar depot air minum isi ulang biasanya tidak menjelaskan sumber mata air dan proses penjernihan yang mereka gunakan. Selain itu, kebersihan galon tidak ada kepastian yang jelas.
Nazava, Solusi dari Ancaman Krisis Air Minum dan Pencemaran Lingkungan
Filter air minum Nazava mampu menjernihkan air keruh, membunuh bakteri, kuman serta virus pada air, memperbaiki rasa serta bau dan memberikan ketahanan hingga dua sampai tiga tahun. Sumber air yang tercemar dapat dibersihkan, disaring dan dimurnikan dengan filter air minum Nazava. Hasilnya air yang kotor menjadi 100% aman untuk diminum. Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil lab yang telah teruji di lebih dari 50 laboratorium dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, Nazava adalah satu-satunya filter air minum yang sudah mendapatkan sertifikasi dari WHO, badan kesehatan dunia.
Dari segi pencemaran lingkungan, sampah dari filter keramik Nazava mudah terurai bahkan dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah. Sedangkan wadah plastik yang digunakan BPA Free bisa digunakan hingga 10 tahun sehingga kita tidak perlu menggantinya terlalu sering.
Saatnya beralih menggunakan filter air minum Nazava!
Leave A Comment